Bagi aset kripto, salah satu hambatan terbesar untuk adopsi massal adalah volatilitas harga. Meskipun sama-sama merupakan aset kripto, stablecoin bertujuan meminimalisir volatilitas dan menawarkan kestabilan harga dengan mematokkan dirinya ke mata uang fiat, seperti dolar AS, atau komoditas lain seperti emas.
USD Coin (USDC) adalah stablecoin yang demikian.
Sejarah stablecoin secara singkat
Stablecoin pertama di dunia, BitUSD, diluncurkan pada 21 Juli 2014 dan dikeluarkan sebagai token pada blockchain BitShares. BitUSD merupakan buah pemikiran dari dua tokoh terkemuka dalam industri aset kripto Dan Larimer dan Charles Hoskinson.
Sejak itu, stablecoin terus bertumbuh kuat, dan sejak 2017, ada lebih dari 200 proyek stablecoin yang diumumkan.
Meskipun muncul banyak stablecoin di pasar, sebagian besar masuk ke dalam salah satu dari tiga kategori berikut berdasarkan cara mereka dijaminkan: dijaminkan dengan fiat (tersentralisasi), dijaminkan dengan aset kripto (terdesentralisasi) dan tidak dijaminkan (algoritmik).
Tip
Ingin mempelajari cara penjaminannya? Kami telah menjelaskannya dengan baik di postingan blog ini.
Meskipun perhatian media mainstream banyak ditujukan kepada proyek-proyek yang membawa nama besar seperti Diem milik Facebook dan koin JPM milik JP Morgan, nyatanya, proyek-proyek tersebut bahkan belum diluncurkan (Diem), atau bahkan tidak benar-benar berkualifikasi sebagai stablecoin global karena sifatnya yang terikat dengan suatu institusi (koin JPM).
Stablecoin menawarkan keamanan dan fleksibilitas dari aset kripto, namun tanpa volatilitas harga yang telah disebutkan sebelumnya.
Informasi ini tidak boleh diartikan sebagai saran keuangan, perpajakan, hukum, investasi atau saran apapun; dan juga bukanlah rekomendasi untuk trading. Informasi ini ditujukan sebagai komentar pasar secara umum untuk tujuan pemberian informasi belaka. Sebelum mengambil keputusan atau tindakan keuangan apapun, silakan konsultasikan dengan Penasihat Keuangan yang berizin.